Unsur-unsur yang membangun manusia
Unsur-unsur yang membangun manusia
Dari sekian banyak unsur yang membangun manusia di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Ada dua pandangan tentang unsur-unsur yang membangun manusia:
1. Manusia itu terdiri atas empat unsur yang saling berkaitan
a. Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak, dapat diliat, dapat difoto, dapat dilihat dan menempati ruang dan waktu
b. Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak
c. Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran
d. Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan yaitu kesadaran akan diri sendiri
2. Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
a. Id yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b. Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan udua tahun.
c. Superego merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan id dan ego, superego yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
Hakikat Manusia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hakikat adalah intisari atau dasar.Selain itu, hakikat juga memiliki arti sebagai kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya. Jadi dapat di katakan bahwa yang dimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar atau kenyataan dari manusia itu sendiri yaitu :
A. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi.Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap.Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
B. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia.Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya.
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2) Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3) Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah did (minder)
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya.
C. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
D. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan tekologi mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Kepribadian bangsa timur
Kepribadian bangsa timur identik dengan bangsa asia, contohnya negara indonesia.
Kepribadian bangsa timur itu memiliki ciri-ciri :
- ramah terhadap sesama
- saling gotong royong
- saling tolong- menolong
- saling menghargai
- lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik
Sedangkan bangsa barat, individualis(mementingkan diri sendiri),pikiran logis, dan terbuka
Contoh:
* kepribadian bangsa timur akan dalam ha lpakaian akan tertutup dibandingkan dengan bangsa barat karena memiliki rasa malu yang sangat tinggi. Sedangkan bangsa barat lebih cenderung terbuka.
*kepribadian bangsa timur lebih mengajarkan untuk bersopan-santun dan bertata krama,sedangkan bangsa barat cuek2 saja.
(
BAGAN PSIKO-SOSIOGRAM MANUSIA )
Pada
hakikatnya manusia dan kebudayaan adalah sesuatu ikatan yang tidak mungkin bisa
dipisahkan dalam kehidupan kita. Manusia diciptakan oleh Tuhan secara sempurna
untuk menjalankan hakekatnya sebagai manusia bumi. Setiap manusia pasti akan
meneruskan budaya yang telah ada dari jaman nenek moyangnya. Hal itu akan
berlanjut terus – menerus seiring jalannya waktu.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas sub bab ke tiga yaitu tentang Bagan Psiko-Sosiogram Manusia.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas sub bab ke tiga yaitu tentang Bagan Psiko-Sosiogram Manusia.
Dari
gambarr diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar.
Disebut sebagai daerah tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri.
contoh study kasusnya, misalnya dunia mimpi dari manusia itu sendiri. Terkadang didunia mimpi itu sering timbul beberapa hal yang mungkin tidak pernah disadari oleh manusia itu sendiri, bahkan hal itu tidak disadari oleh otak manusia.
Disebut daerah Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
contoh study kasusnya, misalnya sebuah tragedy buruk yang pernah menimpa manusia itu sendiri atau kita kenal dengan trauma tersendiri yang dimiliki manusia tersebut yang sulit untuk dilupakan namun manusia itu sendiri ingin melupakannya. Tragedy buruk itu kita misalkan pada waktu peristiwa Gempa Tsunami di Aceh pada tahun 2006. pada peristiwa itu, pastinya meninggalkan trauma bagi para korban bencana Tsunami di Aceh. Trauma tersebut sebenernya ingin untuk dilupakan tetapi mereka merasa hal itu sangat sulit dilupakan karena pada saat itu mereka dalam keadaan sadar.
– Nomor 5 disebut daerah kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
contoh study kasusnya, misalnya perasaan benci terhadap seseorang. Perasaan itu ada dalam keadaan kita sadar, namun secara tidak langsung hal itu tidak dinyatakan terang-terangan didepan seseorang yang dibencinya. Perasaan itu terkadang hanya bergemelut didalam hatinya dan pikierannya sendiri tanpa ada yang mengetahuinya.
– Nomor 4 disebut daerah kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
contoh study kasusnya , misalnya kita lihat dari segi pengetahuan. Seseorang membagi apa yang diketahuinya baik dari buku-buku yang telah dibacanya, atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
– Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. contoh study kasusnya, misalnya kita lihat segi perasaan, seseorang yang telah menganggap oranglain sebagai seseorang yang mampu untuk menjadi tempat untuk menanmpung berbagai curahan hatinya atau sesuatu yang dirasakannya.
– Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli. Pada daerah ini semua hubungan yang ada sudah sering kita lihat berbagai contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
salah satu contoh study kasusnya, misalnya antara pedagang dan pembeli. Disini mereka saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Pedang membutuhkan pembeli untuk membeli dagangannya, sedangkan pembeli membutuhkan barang untuk dikonsumsinya. Ini adalah suatu hubungan timbal balik yang sudah sangat lumrah terjadi dalam kehidupan kita.
– Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Disini manusia tersebut sudah mulai matang terhadap hal apa saja yang akan dihadapi kedepannya.
contoh study kasusnya, misalnya sebuah keputusan yang harus diambil seseorang ketika dia dalam sebuah masalah besar yang dihadapinya. Keputusan tersebut begitu cepat diseleksi dalam otaknya. Sepersekian detik dia harus bisa keluar dari masalah tersebut. Tentunya dia sudah memikirkan segala macam hal yang akan dihadapinya kemudian hari.
– Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
contoh study kasusnya, Misalnya saat kita berada diluar dari Negara Indonesia. Kita akan berpikir bahwa Negara yang kita kunjungi itu sangat berbeda dengan Negara dimana kita tinggal yaitu di Indonesia. Hal yang berbeda itu dilihat dari berbagai aspek yang ada. Dilihat dari kebudayaan , pola pikir dan cara hidup manusia dinegara tersebut, dan berbagai macam aspek lainnya.
– Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar.
Disebut sebagai daerah tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri.
contoh study kasusnya, misalnya dunia mimpi dari manusia itu sendiri. Terkadang didunia mimpi itu sering timbul beberapa hal yang mungkin tidak pernah disadari oleh manusia itu sendiri, bahkan hal itu tidak disadari oleh otak manusia.
Disebut daerah Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
contoh study kasusnya, misalnya sebuah tragedy buruk yang pernah menimpa manusia itu sendiri atau kita kenal dengan trauma tersendiri yang dimiliki manusia tersebut yang sulit untuk dilupakan namun manusia itu sendiri ingin melupakannya. Tragedy buruk itu kita misalkan pada waktu peristiwa Gempa Tsunami di Aceh pada tahun 2006. pada peristiwa itu, pastinya meninggalkan trauma bagi para korban bencana Tsunami di Aceh. Trauma tersebut sebenernya ingin untuk dilupakan tetapi mereka merasa hal itu sangat sulit dilupakan karena pada saat itu mereka dalam keadaan sadar.
– Nomor 5 disebut daerah kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
contoh study kasusnya, misalnya perasaan benci terhadap seseorang. Perasaan itu ada dalam keadaan kita sadar, namun secara tidak langsung hal itu tidak dinyatakan terang-terangan didepan seseorang yang dibencinya. Perasaan itu terkadang hanya bergemelut didalam hatinya dan pikierannya sendiri tanpa ada yang mengetahuinya.
– Nomor 4 disebut daerah kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
contoh study kasusnya , misalnya kita lihat dari segi pengetahuan. Seseorang membagi apa yang diketahuinya baik dari buku-buku yang telah dibacanya, atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
– Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. contoh study kasusnya, misalnya kita lihat segi perasaan, seseorang yang telah menganggap oranglain sebagai seseorang yang mampu untuk menjadi tempat untuk menanmpung berbagai curahan hatinya atau sesuatu yang dirasakannya.
– Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli. Pada daerah ini semua hubungan yang ada sudah sering kita lihat berbagai contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
salah satu contoh study kasusnya, misalnya antara pedagang dan pembeli. Disini mereka saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Pedang membutuhkan pembeli untuk membeli dagangannya, sedangkan pembeli membutuhkan barang untuk dikonsumsinya. Ini adalah suatu hubungan timbal balik yang sudah sangat lumrah terjadi dalam kehidupan kita.
– Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Disini manusia tersebut sudah mulai matang terhadap hal apa saja yang akan dihadapi kedepannya.
contoh study kasusnya, misalnya sebuah keputusan yang harus diambil seseorang ketika dia dalam sebuah masalah besar yang dihadapinya. Keputusan tersebut begitu cepat diseleksi dalam otaknya. Sepersekian detik dia harus bisa keluar dari masalah tersebut. Tentunya dia sudah memikirkan segala macam hal yang akan dihadapinya kemudian hari.
– Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
contoh study kasusnya, Misalnya saat kita berada diluar dari Negara Indonesia. Kita akan berpikir bahwa Negara yang kita kunjungi itu sangat berbeda dengan Negara dimana kita tinggal yaitu di Indonesia. Hal yang berbeda itu dilihat dari berbagai aspek yang ada. Dilihat dari kebudayaan , pola pikir dan cara hidup manusia dinegara tersebut, dan berbagai macam aspek lainnya.
Dari
penjelasan diatas, opini saya adalah :
Manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan oleh Tuhan secara sempurna. manusia menggunakan pikirannya untuk menentukan suatu pilihan yang baik untuk dirinya. bukan hanya pikiran , namun manusia menggunakan perasaannya juga untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat untuk dirinya. dalam kehidupan sehari – hari, dilihat dari bagan psiko-sosiogram yang ada psiko-sosial manusia itu telah dibedakan berdasarkan tingkatan daerah yang ada pada bagan tersebut. begitu rincinya, hubungan psikologi dan sosial manusia di teorikan,membagi-bagi manusia berdasarkan tingkatan yang ada. dari tingkatan tertinggi( lingkarang terdalam) yaitu pada daerah 7 samapi dengan tingkat paling rendah ( lingkarang terluar ) yaitu daerah ke 0. jika kita ingin mengetahuinya lebih luas lagi tentunya kita harus memperdalam dunia psikologi untuk mengetahui seluk beluknya lebih jelas.
Manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan oleh Tuhan secara sempurna. manusia menggunakan pikirannya untuk menentukan suatu pilihan yang baik untuk dirinya. bukan hanya pikiran , namun manusia menggunakan perasaannya juga untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat untuk dirinya. dalam kehidupan sehari – hari, dilihat dari bagan psiko-sosiogram yang ada psiko-sosial manusia itu telah dibedakan berdasarkan tingkatan daerah yang ada pada bagan tersebut. begitu rincinya, hubungan psikologi dan sosial manusia di teorikan,membagi-bagi manusia berdasarkan tingkatan yang ada. dari tingkatan tertinggi( lingkarang terdalam) yaitu pada daerah 7 samapi dengan tingkat paling rendah ( lingkarang terluar ) yaitu daerah ke 0. jika kita ingin mengetahuinya lebih luas lagi tentunya kita harus memperdalam dunia psikologi untuk mengetahui seluk beluknya lebih jelas.
DEFINISI
KEBUDAYAAN
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang
meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan
yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku,
baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan
dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak
dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan
alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
·
Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh
interaksi sosial
·
Semua perilaku dan semua produk yang
dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan
melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang
terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui
simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang
digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu
masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di
dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan
keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia
yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara
genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang
diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat,
norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari
kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat
melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha
manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam
penghidupan.
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan
dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak
dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
7 Unsur
Universal Kebudayaan
Pengetian Kebudayaan dan Peradaban
Menurut Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup
bermasyarakat” sedangkan menurut Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas
Indonesia: “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan cara belajar”.
Dari
uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
2.
kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui
proses belajar; dan
3.
kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
1. Sistem kepercayaan
Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, maka masyarakat Indonesia
sebelum adanya pengaruh Hindu-Buddha juga telah mempercayai adanya kekuatan di
luar diri mereka. Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan mereka.
yang berladang dan bersawah. Kehidupan ini hanya dapat berjalan dalam masyarakat yang sudah teratur, yang telah mengetahui hak dan kewajibannya. Ini berarti telah ada organisasi dan yang menjadi pusat organisasi ialah desa dan ada aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama. Dalam suasana untuk saling memahami, saling menghargai, tolong menolong dan bertanggung jawab, maka muncullah faktor baru, yakni pemimpin (ketua desa/datuk). Yang memegang pimpinan adalah ketua adat, yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain. Ia harus melindungi anggotanya dari serangan kelompok lain, atau ancaman binatang buas sehingga tercipta kemakmuran, kesejahteraan dan ketentraman. Pemimpin bekerja untuk kepentingan seluruh desa, maka masyarakat berhutang budi kepada pemimpinnya. Sifat kerja sama antara rakyat dan pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat, memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahat dan roh baik bahkan mereka percaya bahwa tiap-tiap benda memiliki roh. Dengan demikian muncullah Animisme, Dinamisme, dan Totemisme.
a. Animisme
kepercayaan yang memuja arwah dari nenek moyang
b. Dinamisme
kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci.
c. Totemisme
kepercayaanmenghormati binatang-binatang tertentu untuk dipuja dan dianggapnya seketurunan
yang berladang dan bersawah. Kehidupan ini hanya dapat berjalan dalam masyarakat yang sudah teratur, yang telah mengetahui hak dan kewajibannya. Ini berarti telah ada organisasi dan yang menjadi pusat organisasi ialah desa dan ada aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama. Dalam suasana untuk saling memahami, saling menghargai, tolong menolong dan bertanggung jawab, maka muncullah faktor baru, yakni pemimpin (ketua desa/datuk). Yang memegang pimpinan adalah ketua adat, yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain. Ia harus melindungi anggotanya dari serangan kelompok lain, atau ancaman binatang buas sehingga tercipta kemakmuran, kesejahteraan dan ketentraman. Pemimpin bekerja untuk kepentingan seluruh desa, maka masyarakat berhutang budi kepada pemimpinnya. Sifat kerja sama antara rakyat dan pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat, memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahat dan roh baik bahkan mereka percaya bahwa tiap-tiap benda memiliki roh. Dengan demikian muncullah Animisme, Dinamisme, dan Totemisme.
a. Animisme
kepercayaan yang memuja arwah dari nenek moyang
b. Dinamisme
kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci.
c. Totemisme
kepercayaanmenghormati binatang-binatang tertentu untuk dipuja dan dianggapnya seketurunan
2. Sistem kemasyarakatan atau
organisasi social
Pada
masa berburu dan mengumpulkan makanan,masyarakatnya hidup berkelompok-kelompok
dalam jumlah yang kecil. Tetapi hubungan antara kelompoknya sudah erat karena
mereka harus bersama-sama menghadapi kondisi alam yang berat,sehingga system
kemasyarakatan yang muncul saat itu sangat sederhana.
Tetapi pada masa bercocok tanam,kehidupan masyarakat yang sudah menetap semakin
mengalami perkembangan dan hal inilah mendorong masyarakat untuk membentuk
keteraturan hidup.
Selanjutnya sistem kemasyarakatan terus mengalami perkembangan khusunya pada
masa perundagian. Karna pada masa ini kehidupan masyarakat lebih kompleks.
Masyarakat terbagi-bagi menjadi kelompok-kelompok sesuai bidang keahliannya.
3. Sistem pengetahuan
Sejak zaman Neolithikum, masyarakat
Indonesia telah mengenal pengetahuan yang tinggi, dimana masyarakat telah dapat
memanfaatkan angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas perdagangan
dan pelayaran juga mengenal astronomi atau ilmu perbintangan sebagai petunjuk
arah pelayaran atau sebagai petunjuk waktu dalam bidang pertanian.
Selain berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, juga dikenal oleh masyarakat
prasejarah terutama pada zaman perundagian, yaitu teknologi pengecoran logam
sehingga pada masa perundagian masyarakat sudah mampu menghasilkan alat-alat
kehidupan yang terbuat dari logam.
4. Bahasa
5. Kesenian
Kesenian dikenal oleh masyarakat
prasejarah pada zaman mesolithikum yang dibuktikan dengan adanya
lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua. Untuk selanjutnya kesenian mengalami
perkembangan yang pesat pada zaman neolithikum, karena pada masa bercocok tanam
terdapat waktu senggang dari menanam hingga panen. Yang dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk menyalurkan jiwa seni, dari seni membatik, gamelan, bahkan
wayang.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada
dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting
dari kehidupan.Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah
yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya
dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah
jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa
dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya
lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni
patung dan seni
keramik.
6. Sistem mata pencaharian hidup
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa ini secara fisik manusia masih terbatas usahanya dalam
menghadapikondisi alam. Tingkat berpikir manusia yang masih rendah menyebabkan
hidupnya berpindah-pindah tempat dan menggantungkan hidupnya kepada alam dengan
cara berburu dan mengumpulkan makanan.
Masa Bercocok Tanam
Pada masa ini kemampuan berpikir manusia mulai berkembang. Sehingga timbul
upaya menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam suatu masa tertentu.
Dari upaya tersebut maka manusia bercocok tanam dan tidak lagi tergantung
kepada alam.
Masa Perundagian
Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam.
Pengolahan logam memerlukan suatu tempat serta keahlian khusus. Tempat untuk
mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan orang yang ahli
mengerjakannya dikenal dengan sebutan Undagi.
7. Sistem peralatan hidup
Zaman Batu
Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan hidup manusia secara dominan
terbuat dari batu, Zaman batu terbagi atas zaman batu tua, zaman batu madya,
zaman batu baru, dan zaman batu besar.
a. Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
§ Kapak genggam atau
kapak perimbas berfungsi untuk menggali umbi, memotong, dan menguliti
binatang. Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memecah tulang, dan
sebagai senjata,
§ Alat-alat dari
tulang dan tanduk binatang berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan
tombak.
§ Alat serpih
(flakes) Biasanya digunakan untuk mengiris daging atau memotong umbi-umbian dan
buah-buahan.
b. Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Pada zaman ini alat-alat dari batu sudah mulai digosok,
tetapi belum halus.
§ Kapak Sumatra (pebble).
§ Batu Pipisan
digunakan untuk menggiling makanan, menghaluskan cat merah (seperti Nampak dari
bekas-bekasnya).
§ Kjokkenmoddinger
adalah sampah daur (bahasa Denmark) kjokken = dapur, modding = sampah. Sampah
ini berwujud kulit siput dan kerang yang menumpuk ribuan tahun sehingga
membentuk bukit, tingginnya karang-karang mencapai 7 meter dan sudah menjadi
fosil
§ Abris Sous Roche
adalah tempat tinggal zaman prasejarah yang berwujud goa-goa dan ceruk-ceruk di
dalam batu karang untuk berlindung. Dari goa ini berhasil ditemukan beberapa
artefak atau peninggalan prasejarah, misalnya: flakes, ujung anak panah,
alat-alat dari tulang , tanduk rusa, alat-alat dari perunggu dan besi juga
fosil dari manusia Papua Melanesoid.
c. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Pada zaman neolithikum, peralatan dari batu sudah digosok
halus karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Peralatan itu
antara lain sebagai berikut.
§ Kapak persegi
untuk mengerjakan kayu.
§ Kapak bahu adalah
kapak persegi, namun pada tangkai diberi “leher” sehingga menyerupai bentuk
botol persegi.
§ Kapak lonjong
adalah kapak dengan penampang berbentuk lonjong atau bulat telur. Kapak lonjong
banyak disebut sebagai kapak Irian karena banyak ditemukan di Irian (Papua).
Adapun benda-benda lain dari zaman neolithikum adalah sebagai berikut.
§ Perhiasan ,
§ Tembikar
§ Pakaian
d. Zaman Batu Besar (Megalithikum)
§ Menhir, digunakan
sebagai media untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang.
§ Dolmen digunakan
untuk meletakkan sesajian dan pemujaan kepada nenek moyang. Ada pula sebagai
tempat menguburkan mayat.
§ Sarkofagus atau
Keranda merupakan peti mayat yang terbuat dari batu.
§ Kubur batu, adalah
peti mayat dari batu,
§ Punden berundak,
digunakan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
§ Waruga, yaitu
kubur batu yang berbentukkubus atau bulat. Bangunan ini terbuat dari batu besar
yang utuh.
§ Arca atau patung
yaitu bangunan yang terbuat dari batu besar berbentuk binatang atau manusia
yang melsmbsngkan nenek moyang serta dipuja-puja.
2. Zaman Logam (Perundagian)
Pada zaman Logam orang sudah dapat
membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur
logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya.
a. Zaman tembaga
b. Zaman perunggu
c. Zaman besi
TIGA
WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu : gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
5 masalah
pokok kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya
Terdapat 5 masalah
pokok kehidupan manusia dalam sistem nilai budaya :
1. Hakekat hidup manusia.
2. Hakekat karya manusia.
3. Hakekat waktu manusia.
4. Hakekat alam manusia.
5. Hakekat hubungan manusia.
1. Hakekat hidup manusia.
2. Hakekat karya manusia.
3. Hakekat waktu manusia.
4. Hakekat alam manusia.
5. Hakekat hubungan manusia.
Faktor Yang Mempengaruhi Diterima Atau Tidaknya Suatu
Unsur Kebudayaan
Berikut ini merupakan
faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan :
1. Terbiasanya masyarakat
tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal
dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah
masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam
kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka
terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing
lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide
bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang
datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari
kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau pandangan hidup
dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh
nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat
dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan
unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena
harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama
yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima
jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama
yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak struktur sosial
suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru.
Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk
dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru
tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa
sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
4. Suatu unsur kebudayaan
baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah
ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur
kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai
alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di
daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
5. Sebuah unsur baru yang
mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan
kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan
sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara
konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor
dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan
berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.
Penyebab Terjadinya
Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial dan
kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal
dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang
Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat
(sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang
Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab
yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang
berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana
alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi
meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan
lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi
perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar